ANISA, FITRIANA (2016) TINJAUAN TARIF INA-CBGS PASIEN KASUS BEDAH DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH MAYONG JEPARA TAHUN 2016. Skripsi,Fakultas Kesehatan.
| PDF Download (4Kb) | Preview | |
| PDF Download (282Kb) | Preview | |
| PDF Download (144Kb) | Preview | |
| PDF Download (2387Kb) | Preview | |
| PDF Download (206Kb) | Preview | |
| PDF Download (226Kb) | Preview | |
| PDF Download (281Kb) | Preview | |
| PDF Download (227Kb) | Preview | |
| PDF Download (38Kb) | Preview | |
| PDF Download (50Kb) | Preview | |
| PDF Download (34Kb) | Preview | |
| PDF Download (23Kb) | Preview | |
| PDF Download (40Kb) | Preview |
Abstract
Kasus bedah adalah suatu kasus penyakit yang penyembuhannya memerlukan suatu tindakan pembedahan, yaitu menggunakan cara invasif dengan membuka atau menampilkan bagian tubuh yang akan ditangani. Kasus bedah ini biasanya membutuhkan sumber daya yang banyak dan cenderung memiliki tarif rumah sakit yang tinggi. Hasil survei awal di bulan Februari 2016 menunjukkan rumah sakit mengalami kerugian sebesar Rp.113.613.617. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tarif INA-CBGS pasien kasus bedah di RS PKU Muhammadiyah Mayong Jepara Tahun 2016. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dan pendekatan cross sectional. Data dikumpulkan berdasarkan indeks operasi dan hasil grouper INA-CBGS. Sampel penelitian ini adalah 60 dokumen rekam medis rawat inap kasus bedah bulan Februari 2016. Pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi dan wawancara. Analisis data dilakukan secara deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian, pada bulan Februari 2016 jumlah pasien kasus bedah adalah 60 pasien. Sebagian besar dengan diagnosa utama soft tissu tumor (28,33%), tanpa diagnosa komplikasi (59,99%), diagnosa sekunder hypertensi dan anemia (10%). Sebagian besar jenis tindakan pembedahan adalah Excisi (34,99%), dengan tingkat keparahan severity level 1 (86,66%) dan lama dirawat (LOS) adalah 2 hari (19,99%). Persentase tarif rumah sakit lebih tinggi daripada tarif INA-CBGS (78,33%) lebih besar dibanding persentase tarif rumah sakit kurang dari dari tarif INA-CBGS (21,67%). Oleh karena itu peneliti menyarankan pembuatan dan penerapan clinical pathway sebagai pedoman rumah sakit, dibentuk tim kendali mutu dan kendali biaya, dan dibentuk tim quality assurance dokumen rekam medis. kata Kunci : Kasus Bedah, Tarif Rumah Sakit, Tarif INA-CBGS
Item Type: | Article |
---|---|
Subjects: | Universitas Dian Nuswantoro > Fakultas Kesehatan > Rekam Medis dan Informatika Kesehatan Kesehatan > Rekam Medis dan Informatika Kesehatan |
Divisions: | Fakultas Kesehatan |
Depositing User: | Psi Udinus |
Date Deposited: | 22 Sep 2016 14:53 |
Last Modified: | 22 Sep 2016 14:53 |
URI: | http://eprints.dinus.ac.id/id/eprint/20314 |
Actions (login required)
View Item |