AGUS, HASANUDIN (2016) Diagnosis Kerusakan Batang Rotor pada Motor Induksi Sangkar Tupai Tiga Fasa Menggunakan Analisis Arus Mula Berbasis Fast Fourier Transform. Skripsi,Fakultas Teknik.
| PDF Download (4Kb) | Preview |
Abstract
Motor induksi tiga fasa merupakan jenis motor listrik yang memiliki konstruksi sederhana dan kehandalan tinggi. Terjadinya kerusakan akibat faktor internal maupun eksternal menjadi penyebab kegagalan operasi pada motor induksi, khususnya pada batang rotor. Sehingga perlunya menganalisis kerusakan batang rotor untuk mengantisipasi terjadinya tingkat kerusakan yang lebih besar. MCSA (Motor Current Signature Analysis) merupakan metode yang sering digunakan untuk mendeteksi kerusakan motor induksi, salah satunya adalah kerusakan batang rotor. Tugas Akhir ini mengidentifikasi kerusakan batang rotor pada motor induksi sangkar tupai menggunakan analisis arus mula. Metode analisis yang digunakan merupakan pendekatan karakteristik arus fasa berbasis Fast Fourier Transform (FFT). Melalui analisis FFT, diharapkan kerusakan batang rotor dapat dideteksi dengan melihat frekuensi harmonisa yang muncul di sekitar frekuensi fundamental. Nilai puncak amplitudo arus terhadap frekuensi yang telah dianalisis menggunakan FFT merupakan dasar pengklasifikasian kerusakan motor induksi. Untuk mendapatkan hasil identifikasi yang akurat dilakukan analisis sinyal pada interval frekuensi (0-50) Hz, (0-20) Hz, (0-10) Hz dan pada sideband frekuensi (240-260) Hz. Sinyal yang telah dianalisis kemudian dilakukan perhitungan untuk menentukan nilai variabel deteksi kerusakan (vd). Berdasarkan hasil pengujian dan analisis bahwa besarnya efisiensi yang didapatkan tergantung pada tingkat kedalaman kerusakan yang diberikan. Dari hasil pengujian didapatkan efisiensi untuk kerusakan sedalam 7 mm pada kondisi tanpa beban lebih baik karena dapat terdeteksi pada interval frekuensi (0-50)Hz sebesar 77.78% dan pada interval frekuensi (240-260) Hz sebesar 77.78%, sedangkan pada kerusakan sedalam 3 mm hanya terdeteksi pada interval frekuensi (240-260)Hz. Hal ini, dikarenakan dengan kerusakan sedalam 3 mm tidak menyebabkan batang rotor sepenuhnya patah, sedangkan pada kerusakan sedalam 7 mm lebih mudah dideteksi karena kerusakan lebih besar yang memungkinkan patahnya batang rotor. Dari hasil efisiensi yang didapatkan secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa metode yang digunakan dalam mendeteksi kerusakan pada pengujian ini memiliki efisiensi yang rendah. Rendahnya efisiensi menunjukkan bahwa metode FFT tidak cukup akurat untuk mendeteksi tingkat kerusakan (Broken Rotor Bar) pada motor induksi.
Item Type: | Article |
---|---|
Subjects: | Universitas Dian Nuswantoro > Fakultas Teknik > Teknik Elektro T Technology > Teknik Elektro |
Divisions: | Fakultas Teknik |
Depositing User: | Psi Udinus |
Date Deposited: | 04 May 2017 15:03 |
Last Modified: | 04 May 2017 15:03 |
URI: | http://eprints.dinus.ac.id/id/eprint/21337 |
Actions (login required)
View Item |