UDiNus Repository

PEMBERIAN PERINGKAT TINGKAT KEMUDAHAN GENDING LELAGON JAWA DENGAN ANALYTIC HIERARCHY PROCESS

Pramudi, Yuventius Tyas Catur and Widiyatmoko, Karis (2012) PEMBERIAN PERINGKAT TINGKAT KEMUDAHAN GENDING LELAGON JAWA DENGAN ANALYTIC HIERARCHY PROCESS. Semantik 2012. pp. 5-9. ISSN 979 - 26 - 0255 - 0

[img] PDF - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (91Kb) | Request a copy

    Abstract

    Seni gamelan merupakan warisan adi luhur kurang mendapatkan apresiasi dari generasi muda, karena seni gamelan dipersepsikan kuno dan tradisional, tidak praktis karena saat belajar harus melibatkan banyak orang. Selama ini pengajaran seni gamelan hanya menjangkau ranah kognitif, sedangkan untuk ranah affektif dan psikomotorik masih terabaikan. Dari kondisi tersebut maka perlu adanya pemanfaatan multimedia komputer untuk mempermudah pengajarannya dan memberikan nuansa modern. Metode pengajaran yang berbasis multimedia memerlukan desain yang mampu mengatasi masalah-masalah baik guru seni maupun anak didik. Untuk mendapatkan model pembelajaran diperhatikan sikap siswa terhadap gamelan. Sikap siswa diukur dari sikap kognitif, affektif dan psikomotorik. Hasil pengolahan data empiris dengan penilaian skala Likert menunjukan sebagian besar siswa telah memiliki pengetahuan seni gamelan yang baik. Nilai rata-rata cukup terlihat pada sikap affektif, nilai kurang terlihat pada sikap psikomotorik. Untuk memberikan kemudahan dan untuk meningkatkan sikap affektif dan psikomotorik maka perlu adanya urutan-urutan gending yang perlu diikuti dalam proses pembelajaran. Hasil wawancara dan observasi dengan pengajar maka dapat ditentukan 6 lelagon yang sering digunakan dalam pengajaran yaitu Prahu Layar, Suwe Ora Jamu, Gugur Gunung, Ojo Dipleroki, Menthok-menthok dan Jamuran.. Adapun dimensi yang dibandingkan dalam penelitian ini adalah daya tarik yang menimbulkan kesenangan dan kemudahan cara menabuh. Dari interview mendalam kepada guru kemudahan gending dapat dilihat dari variasi atau garapan dan irama. Gending dasar yang pertamakali diajarkan ke siswa biasanya gending yang belum mempunyai banyak variasi. Gending yang belum banyak variasi yaitu gending yang belum ada imbalan dan belum ada mipil. Latihan gamelan yang sering digunakan pertama kali berupa Lancaran yang belum ada imbalan dan mipil, sedangkan ketawang sudah ada variasi mipil tetapi belum ada imbalan. Dengan metode Analytic Hiararchy Process (AHP) didapatkan urutan sebagai berikut: 1. Suwe Ora Jamu; 2. Gugur Gunung; 3. Ojo Dipleroki, 4.Prahu Layar, 5.Menthok-menthok; 6. Jamuran. Kata Kunci: Multimedia, model pembelajaran, gamelan jawa.

    Item Type: Article
    Subjects: T Technology > T Technology (General)
    Divisions: UNSPECIFIED
    Depositing User: Imanuel Harkespan
    Date Deposited: 02 Jul 2012 14:17
    Last Modified: 01 Mar 2013 19:45
    URI: http://eprints.dinus.ac.id/id/eprint/42

    Actions (login required)

    View Item