UDiNus Repository

EFIKASI BEBERAPA JENIS BAHAN AKTIF YANG TERDAPAT PADA OBAT ANTI NYAMUK BENTUK AEROSOL TERHADAP NYAMUK Culex quinquefasciatus DI LABORATORIUM

UNSPECIFIED (1970) EFIKASI BEBERAPA JENIS BAHAN AKTIF YANG TERDAPAT PADA OBAT ANTI NYAMUK BENTUK AEROSOL TERHADAP NYAMUK Culex quinquefasciatus DI LABORATORIUM. Skripsi,Fakultas Kesehatan.

[img]
Preview
PDF
Download (46Kb) | Preview

    Abstract

    Nyamuk Cx. quinquefasciatus adalah nyamuk yang hidup di daerah tropik dan subtropik yang menggigit pada malam hari di lingkungan rumah terutama di daerah perkotaan dan berkembangbiak dalam air setengah kotor di sekitar tempat tinggal manusia. Nyamuk Cx. quinquefasciatus merupakan vektor filariasis yang di sebabkan oleh cacing Wuchereria bancrofti. Berdasarkan laporan dari hasil survei pada tahun 2000 yang lalu tercatat sebanyak 1553 desa di 647 Puskesmas tersebar di 231 Kabupaten 26 Propinsi sebagai lokasi yang endemis, dengan jumlah kasus kronis 6233 orang. Hasil survai laboratorium, melalui pemeriksaan darah jari, rata-rata Mikrofilaria rate (Mf rate) 3,1 %, berarti sekitar 6 juta orang sudah terinfeksi cacing filaria dan sekitar 100 juta orang mempunyai resiko tinggi untuk tertular karena nyamuk penularnya tersebar luas. Tujuan utama dalam penelitian ini adalah mengetahui perbedaan rata - rata jumlah nyamuk lapangan dan nyamuk hasil tangkaran laboratorium yang pingsan ( knock down ) setelah diberi paparan propoksur, praletrin, permethrin dan mengetahui jenis bahan aktif dalam obat anti nyamuk bentuk aerosol yang lebih efektif membunuh nyamuk Culex quinquefasciatus. Jenis penelitian yang digunakan adalah Explanatory Research (Penjelasan) dengan metode eksperimen semu ( Quasi Experimental Reasearch ). Desain penelitian yang digunakan adalah pretest – postest control group design. Untuk mengetahui KT 50 dan KT 90 dari data penelitian, menggunakan analisis probit dengan program komputer sedangkan untuk uji beda di lakukan dengan uji Wilcoxon dan uji Kruskal Wallis. Hasil penelitian untuk uji Wilcoxon diperoleh Pvalue sebesar 0,0001 (? 0,05 ) yang berarti bahwa ada perbedaan rata - rata jumlah nyamuk yang pingsan antara nyamuk lapangan dan nyamuk hasil tangkaran laboratorium sedangkan untuk hasil penelitian untuk uji Kruskal Walis diperoleh Pvalue sebesar 0,531 ( ? 0,005 ) yang berarti bahwa tidak ada perbedaan efektivitas antara propoksur, praletrin dan permethrin. Program ( DINKES ) dapat memanfaatkan propoksur, praletrin dan permethrin dengan dosis yang cukup untuk digunakan sebagai pengendalian nyamuk Cx. quinquefasciatus dan Sebaiknya konsumen lebih selektif dalam memilih insektisida rumah tangga selain efektif juga harus memiliki kandungan bahan aktif yang aman bagi kesehatan. Hasil dari penelitian dapat memberikan alternatif pilihan bahan aktif dalam insektisida yang paling cepat membuat nyamuk pingsan dan baik digunakan yaitu permethrin.

    Item Type: Article
    Subjects: Universitas Dian Nuswantoro > Fakultas Kesehatan > Kesehatan Masyarakat
    Kesehatan > Kesehatan Masyarakat
    Divisions: Fakultas Kesehatan
    Depositing User: Psi Udinus
    Date Deposited: 07 Oct 2014 15:21
    Last Modified: 21 Nov 2014 00:19
    URI: http://eprints.dinus.ac.id/id/eprint/7356

    Actions (login required)

    View Item