UDiNus Repository

Umur Tikus di Daerah Kasus Leptospirosis Seteran Miroto Kelurahan Miroto Semarang 2007

VINGKY, WINDYARI YUANITA (1970) Umur Tikus di Daerah Kasus Leptospirosis Seteran Miroto Kelurahan Miroto Semarang 2007. Skripsi,Fakultas Kesehatan.

[img]
Preview
PDF
Download (44Kb) | Preview

    Abstract

    Di Indonesia, kasus Leptospirosis pertama kali ditemukan di Sumatera pada tahun 1971. International Leptospirosis Society menyatakan, Indonesia sebagai negara insiden Leptospira tinggi dan peringkat tiga didunia untuk mortalitas, berdasarkan data yaitu di daerah Semarang pada tahun 1998-2000. Leptospirosis adalah penyakit infeksi akut yang dapat menyerang manusia maupun hewan dan digolongkan sebagai zoonosis. Penyakit tersebut disebabkan oleh bakteri dari genus Leptospira, family Leptospiraceae. Infeksi Leptospirosis di Indonesia umumnya dengan perantaraan tikus. Proporsi infeksi bakteri Leptospira pada tikus berbanding lurus dengan meningkatnya umur tikus, semakin tua tikus semakin banyak jumlah bakteri Leptospira yang ada pada tubuhnya. Tujuan umum penelitian yaitu mengetahui umur populasi tikus di daerah kasus Leptospirosis Seteran Miroto Semarang. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Populasi penelitian ini adalah tikus yang berada di daerah kasus Leptospirosis Seteran Miroto Kelurahan Miroto Semarang. Sampel penelitian adalah anggota populasi atau tikus yang berhasil ditangkap dengan perangkap tikus hidup dari metal (metal live traps) di wilayah Seteran Miroto Kelurahan Miroto Semarang. Selama penelitian jumlah tikus dan cecurut yang tertangkap adalah sebanyak 66 ekor terdiri dari 57 ekor tikus dan 9 ekor cecurut Suncus murinus. Adapun tikus yang tertangkap diantaranya tikus rumah Rattus tanezumi 13 ekor (22,8%), tikus got Rattus norvegicus 21 ekor (36,8%), tikus ladang Rattus exulans 16 ekor (28,1%), mencit rumah Mus musculus 6 ekor (10,5%) dan tikus wirok Bandicota indica 1 ekor (1,8%). Tikus dan cecurut jantan yang tertangkap di dalam rumah adalah sebanyak 20 ekor, serta tikus dan cecurut betina sebanyak 29 ekor. Sedangkan tikus jantan yang tertangkap di pekarangan rumah adalah sebanyak 2 ekor, dan tikus betinanya sebanyak 15 ekor. Dari 57 tikus, yang dapat dideterminasi umurnya sebanyak 51 ekor, sedangkan 6 ekor tikus tidak dapat dilakukan determinasi karena selisih berat kering lensa mata kanan dan kiri tikus lebih dari 2 mg. Umur termuda 23-169 hari dan dominan pada R.exulans 13 ekor, dan umur tertua pada habitat rumah yaitu jenis R.norvegicus umur 1052-1198 hari. Oleh karenanya pengendalian tikus harus dilakukan, diantaranya dapat dilakukan dengan penangkapan tikus secara rutin, dan menjaga sanitasi rumah. Dilakukannya hal tersebut sebagai salah satu upaya untuk mengurangi kejadian Leptospirosis.

    Item Type: Article
    Subjects: Universitas Dian Nuswantoro > Fakultas Kesehatan > Kesehatan Masyarakat
    Kesehatan > Kesehatan Masyarakat
    Divisions: Fakultas Kesehatan
    Depositing User: Psi Udinus
    Date Deposited: 07 Oct 2014 15:24
    Last Modified: 20 Nov 2014 23:22
    URI: http://eprints.dinus.ac.id/id/eprint/7432

    Actions (login required)

    View Item