SARMANTO, (1970) Faktor-faktor Risiko Pemanfaatan Jamban terhadap Kejadian Diare di Wilayah Kerja Puskesmas Karangayu Kota Semarang 2005. Skripsi,Fakultas Kesehatan.
| PDF Download (102Kb) | Preview |
Abstract
Penyakit Diare merupakan salah satu penyakit yang berbasis lingkungan. Dua faktor lingkungan yang dominan adalah sarana air bersih dan pembuangan kotoran. Apabila faktor lingkungan tak sehat karena tercemar kuman diare dan perilaku manusia yang tak sehat pula yaitu melalui makanan dan minuman, maka dapat menimbulkan kejadian diare. Tujuan yang dicapai dalam peniltian ini menganalisis faktor- faktor risiko pemanfaatan jamban terhadap kejadian diare. Lingkup studinya Ilmu Kesehatan Masyarakat dengan peminatan Kesehatan Lingkungan. Jenis penelitian studi kuantitatif dengan pendekatan kasus kontrol. Populasi adalah semua orang yang berobat di Puskesmas Karangayu pada Bulan Agustus 2005. Sampel berdasar rumus kasus sebanyak 11 orang penderita diare dan sampel kontrol sebanyak dua kali sampel kasus yaitu 22 orang penderita tidak diare. Metode pengambilan sampel dengan simple random sampling dan uji statistik yang digunakan adalah Chi-Square Test. Hasil penelitian menunjukkan penderita diare 33,3% dan penderita tidak diare 66,7%. Kelompok diare yang mempunyai jamban tanpa leher angsa 63,6%, jamban tak sehat 72,7%, pemeliharaan buruk 72,7% dan cakupan jamban tak ideal 54,5%. Kelompok tidak diare yang mempunyai jamban tanpa leher angsa 18,2%, jamban tak sehat 31,8%, pemeliharaan buruk 27,3% dan cakupan tak ideal 18,2%. P value jenis jamban 0,017; kondisi jamban 0,026; pemeliharaan jamban 0,024; cakupan jamban 0,049 ( < 0,05). OR jenis jamban 7,875; kondisi jamban 5,714; pemeliharaan jamban 7,111 dan cakupan jamban 5,400 ( >1). Simpulan dari hasil penelitian adalah ada hubungan antara jenis jamban, kondisi jamban, pemeliharaan jamban dan cakupan jamban dengan kejadian diare. Begitu juga ada faktor risiko pemanfaatan jamban terhadap kejadian diare secara statistik yang bermakna. Saran untuk simpulan tersebut di atas agar pemanfaatan jamban yang memenuhi syarat kesehatan, yaitu diperlukan tempat penampungan air dibuat kedap air. Sebaiknya jenis jamban tanpa leher angsa tak dimanfaatkan lagi. Untuk pemeliharaan jamban yang baik secara terus menerus diperlukan penyuluhan baik secara perorangan maupun kelompok. Bagi cakupan jamban yang tak ideal diupayakan untuk menambah jumlah jamban sehat dan dimanfaatkan oleh keluarga tak boleh lebih dari lima orang.
Item Type: | Article |
---|---|
Subjects: | Universitas Dian Nuswantoro > Fakultas Kesehatan > Kesehatan Masyarakat Kesehatan > Kesehatan Masyarakat |
Divisions: | Fakultas Kesehatan |
Depositing User: | Psi Udinus |
Date Deposited: | 07 Oct 2014 15:26 |
Last Modified: | 20 Nov 2014 22:26 |
URI: | http://eprints.dinus.ac.id/id/eprint/7511 |
Actions (login required)
View Item |