TEA, MARANTIKA (1970) Kegagalan Ibu Bayi dalam Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja POSYANDU Melati Kelurahan Lamper Tengah Kota Semarang Tahun 2010. Skripsi,Fakultas Kesehatan.
| PDF Download (43Kb) | Preview |
Abstract
ASI merupakan makanan yang terbaik bagi bayi, tidak dapat diganti dengan makanan lainnya dan tidak ada satupun makanan yang dapat menyamai ASI baik dalam kandungan gizinya, enzim, hormon maupun kandungan imunologik dan anti infeksi. Posyandu Melati Kelurahan Lamper Tengah Kota Semarang, tahun 2010 ibu bayi umur 7-12 bulan sebanyak 13 ibu bayi. Dari 13 ibu bayi tersebut 2 ibu bayi (15,38%) yang menyusui secara eksklusif dan 11 ibu bayi (84,62%) gagal dalam pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang latar belakang kegagalan ibu bayi dalam pemberian ASI eksklusif. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan metode pendekatan studi kasus. Pengumpulan data primer dilakukan dengan wawancara mendalam. Subjek penelitian ini adalah ibu yang mempunyai bayi usia 7-12 bulan di wilayah kerja Posyandu Melati berjumlah 11 ibu bayi. Crosscheck dalam penelitian ini adalah terhadap suami subjek penelitian, kader Posyandu dan petugas gizi Puskesmas Lamper Tengah. Hasil penelitian menunjukkan usia subjek penelitian antara 30-41 tahun. Sebagian besar subjek penelitian memiliki pengetahuan mengenai ASI dan ASI eksklusif. Subjek dapat menyebutkan definisi dan manfaat ASI dan pemberian ASI eksklusif bagi bayi. Akan tetapi rata-rata subjek tidak mengetahui definisi, ciri-ciri dan manfaat kolustrum, serta manajemen laktasi. Sikap subjek penelitian terhadap pemberian ASI eksklusif yaitu semua subjek mengatakan bahwa bayi perlu mendapat ASI selama 6 bulan, menyusui suatu kewajiban seorang ibu karena sudah menjadi tanggung jawab dan kodratnya seorang ibu, ASI lebih baik dibandingkan susu formula. Namun demikian sebagian besar subjek masih mengatakan bahwa susu formula adalah makanan yang baik pengganti ASI. Terkait dengan nilai-nilai yang diyakini subjek penelitian tentang pemberian ASI eksklusif yaitu semua subjek mengatakan lebih memilih memberikan ASI daripada susu formula. Namun demikan dalam praktiknya subjek penelitian tidak memberikan ASI eksklusif. Terkait dengan kegagalan ibu bayi dalam pemberian ASI eksklusif sebagian besar subjek penelitian beralasan karena pemberian susu formula dengan botol atau dot, bayi tidak rawat gabung, subjek merasa ASI tidak cukup, mengalami masalah kesehatan seperti adanya benjolan atau tumor di payudara, dan dalam kondisi sakit juga merasa terjadi kesukaran menyusui karena bayi menolak untuk disusui serta pekerjaan juga menjadi alasan subjek tidak memberikan ASI eksklusif. Dalam rangka mengurangi kegagalan pemberian ASI eksklusif pada bayi disarankan Bidan beserta kader Posyandu setempat agar meningkatkan sosialisasi dan keterampilan tentang pemberian ASI eksklusif dan manajemen laktasi kepada masyarakat khususnya pada pasangan usia subur dan ibu hamil.
Item Type: | Article |
---|---|
Subjects: | Universitas Dian Nuswantoro > Fakultas Kesehatan > Kesehatan Masyarakat Kesehatan > Kesehatan Masyarakat |
Divisions: | Fakultas Kesehatan |
Depositing User: | Psi Udinus |
Date Deposited: | 07 Oct 2014 15:27 |
Last Modified: | 20 Nov 2014 22:04 |
URI: | http://eprints.dinus.ac.id/id/eprint/7542 |
Actions (login required)
View Item |