UDiNus Repository

Nilai – Nilai Budaya dalam Memandang Metode Kontrasepsi Medis Operasi Pria di Kabupaten Demak Tahun 2013

LAILA, ROHIMI YUNIA (2014) Nilai – Nilai Budaya dalam Memandang Metode Kontrasepsi Medis Operasi Pria di Kabupaten Demak Tahun 2013. Skripsi,Fakultas Kesehatan.

[img]
Preview
PDF
Download (248Kb) | Preview
    [img]
    Preview
    PDF
    Download (4Kb) | Preview

      Abstract

      Vasektomi atau medis operasi pria (MOP) merupakan tindakan penutupan (pemotongan, pengikatan, penyumbatan) kedua saluran mani pria sebelah kanan dan kiri, yang terdapat dalam kantung buah zakar. Sehingga pada ejakulasi, cairan mani yang keluar tidak lagi mengandung sperma sehingga mencegahkehamilanpadasaatkoitus. Jumlah akseptor MOP di Kabupaten Demak pada bulan februari 2013 sangat rendah dibandingkan dengan alat kontrasepsi lainnya yaitu sebesar 0,00% PB (peserta baru) dan 0,53% PA (peserta aktif). Tujuan dilakukan penelitian ini adalah menggambarkan nilai – nilai budaya dalam memandang metode kontrasepsi Medis operasi Pria (MOP) di masyarakat Kabupaten Demak tahun 2013. Jenis Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode wawancara mendalam kepada subjek penelitian yaitu bagi yang melakukan MOP dan yang tidak melakukan MOP, ditentukan dengan teknik purposive sampling. Sampel yang digunakan sebanyak 6 pria yaitu: 4 pria yang menggunakan MOP dan 2 pria yang tidak menggunakan MOP. Keabsahan data dilakukan dengan triangulasi sumber yaitu keluarga (istri), tokoh agama, PLKB (Petugas Lapangan Keluarga Berencana), Kasubid KB dan Kepala Unit Pelaksanaan Teknis Badan Pemberdayaan Masyarakat Keluarga Berencana. Hasil penelitian menunjukan sebagian besar subjek penelitian memikirkan dan merasakan KB MOP untuk mengurangi jumlah kelahiran, mereka melakukan MOP dengan suka rela, siap, mantap, yakin dan merasa nyaman setelah melakukan MOP. Bagi yang tidak melakukan MOP masih adanya keraguan. Perilaku tokoh agama tidak mempengaruhi SP untuk melakukan MOP. Baik bagi suami yang melakukan MOP dan tidak melakukan MOP masih memandang nilai budaya KB diperuntukkan untuk perempuan (istri) dan merasa cukup 2 anak. Perilaku penggunaan MOP bagi yang melakukan MOP untuk memperingan istri, sedangkan bagi yang tidak melakukan MOP karena sibuk bekarja dan istri sudah ikut KB. Disarankan bagi petugas kesehatan (PLKB) yang dibina oleh bapermas dan KB untuk melakukan penyuluhan kepada para pria bahwa KB tidak hanya untuk wanita tapi ada KB untuk pria yaitu MOP.

      Item Type: Article
      Subjects: Universitas Dian Nuswantoro > Fakultas Kesehatan > Kesehatan Masyarakat
      Kesehatan > Kesehatan Masyarakat
      Divisions: Fakultas Kesehatan
      Depositing User: Psi Udinus
      Date Deposited: 07 Oct 2014 15:37
      Last Modified: 20 Nov 2014 15:08
      URI: http://eprints.dinus.ac.id/id/eprint/7916

      Actions (login required)

      View Item