UDiNus Repository

The Comparison of Translation Process Finished by Professional and Non-Professional Translators in Translating Erotic Sentences of Fifty Shades of Grey by E.L. James

RINA, WIDIASTUTI HAPSARI (2015) The Comparison of Translation Process Finished by Professional and Non-Professional Translators in Translating Erotic Sentences of Fifty Shades of Grey by E.L. James. Skripsi,Fakultas Ilmu Budaya.

[img]
Preview
PDF
Download (522Kb) | Preview
    [img]
    Preview
    PDF
    Download (4Kb) | Preview

      Abstract

      Tesis dengan judul The Comparison of Translation Process Finished by Professional and Non-Professional Translators in Translating Erotic Languages of Fifty Shades of Grey by E.L. James ini bertujuan untuk membandingkan proses penerjemahan antara penerjemah professional dan non-professional dalam menerjemahkan bahasa erotis, strategi yang digunakan dalam menerjemahkan serta kualitas dari hasil terjemahan. Dalam proses penelitian, peneliti menggunakan metode kualitatif deskriptif dan metode data analisis dari Miles and Huberman (1994). Hasil penelitian menunjukkan bahwa peneliti menemukan dua ratus kalimat erotis di sembilan dari total dua puluh enam bab. Peneliti kemudian mengklasifikan di lima kategori bahasa erotis, Orgasm paling banyak muncul di 86 kalimat (43%). Sex Act berada di peringkat kedua di 49 kalimat (24.5%), ketiga adalah having sex di 34 kalimat (17%), keempat adalah Male Anatomy di 16 kalimat (8%), dan yang terakhir Female Anatomy di 15 kalimat (7.5%). Penerjemah professional menghabiskan waktu lebih lama dalam menerjemahkan dengan waktu 3 jam 41 menit 3 detik dibandingkan dengan non-professional dengan waktu 2 jam 47 menit 41 detik. Selama proses menerjemahkan, penerjemah professional menggunakan dua kamus yaitu Thesaurus dan kamus online Google Translate sedangkan non-professional hanya menggunakan Google Translate. Penerjemah professional menggunakan empat strategi, Neutral or less expressive word adalah strategi yang paling sering digunakan di 118 kalimat (59%), kedua adalah paraphrase using related word strategi di 47 kalimat (23.5%). Ketiga adalah general word strategi di 33 (16.5%), dan yang terakkhir adalah Omission di 2 kalimat (2%). Sedangkan non-professional hanya menggunakan dua strategi, yaitu neutral or less expressive word di 64 kalimat (32%), dan paraphrase using related word di 135 kalimat with (67.5%). Penerjemah professional mendapatkan nilai tertinggi (3.7) untuk kualitas penerjemah sedangkan non-professional mendapatkan nilai terendah (1.6). Peneliti dapat menyimpulkan jika bahasa erotis adalah bahasa yang tidak mudah untuk diterjemahkan. Karena kita harus mengerti dan memahami konteks kalimatnya lebih dulu. Jadi, para penerjemah harus menemukan kata-kata yang tepat dalam menerjemahkan bahasa erotis.

      Item Type: Article
      Subjects: Universitas Dian Nuswantoro > Fakultas Ilmu Budaya > Bahasa Inggris
      Z Literatur, Sastra > Bahasa Inggris
      Divisions: Fakultas Ilmu Budaya
      Depositing User: Psi Udinus
      Date Deposited: 27 Nov 2015 11:25
      Last Modified: 27 Nov 2015 11:25
      URI: http://eprints.dinus.ac.id/id/eprint/17303

      Actions (login required)

      View Item