ELVI, YUNIATI DINA (2016) FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN RISIKO TERJADINYA CARPAL TUNNEL SYNDROME PADA PERAJIN BATIK DI KELURAHAN PASIRSARI KOTA PEKALONGAN TAHUN 2016. Skripsi,Fakultas Kesehatan.
| PDF Download (4Kb) | Preview | |
| PDF Download (317Kb) | Preview | |
| PDF Download (26Kb) | Preview | |
| PDF Download (814Kb) | Preview | |
| PDF Download (219Kb) | Preview | |
| PDF Download (224Kb) | Preview | |
| PDF Download (292Kb) | Preview | |
| PDF Download (225Kb) | Preview | |
| PDF Download (111Kb) | Preview | |
| PDF Download (426Kb) | Preview | |
| PDF Download (423Kb) | Preview | |
| PDF Download (112Kb) | Preview | |
| PDF Download (145Kb) | Preview |
Abstract
Carpal Tunnel Syndrome (CTS) / Sindrom Terowongan Karpal (STK) merupakan salah satu penyakit akibat kerja yang terjadi pada bagian tangan. Perajin batik bekerja menggunakkan tangan dalam kurun waktu tertentu. Adanya faktor umur, jenis kelamin, lama kerja, masa kerja dan sikap kerja menjadi salah satu risiko terjadinya CTS pada perajin batik. Tujuan dari penelitian ini yaitu menganalisa faktor-faktor yang berhubungan dengan risiko terjadinya Carpal Tunnel Syndrome (CTS) pada perajin batik di Kelurahan Pasirsari Kota Pekalongan Tahun 2016. Penelitian ini merupakan penelitian analitik cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perajin batik di Kelurahan Pasirsari Kota Pekalongan yang berjumlah 1406 orang. Adapun jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 93 perajin batik yang dihitung dengan rumus slovin. Instrumen penelitian yang digunakan yaitu kuesioner dan lembar pemeriksaan fisik yang dilakukan oleh tenaga ahli (perawat). Data penelitian diolah dengan spss menggunakan uji statistik chi square dan rank spearmen. Uji statistik menunjukkan 47 responden (49,5%) mengalami Carpal Tunnel Syndrome (CTS). Faktor umur (p 0,001), masa kerja ( p 0,012) dan sikap kerja (p 0,026) memiliki hubungan dengan terjadinya CTS sedangan faktor jenis kelamin (p 0,176) dan lama kerja (p 0,082) tidak memiliki hubungan dengan terjadinya CTS. Jenis kelamin tidak memiliki hubungan dengan terjadinya CTS karena pekerjaan perajin laki-laki dengan posisi berdiri dan beratnya alat membatik memberikan tekanan yang lebih besar pada tangan dari pada pekerjaan perajin perempuan dengan posisi duduk dan alat membatik yang ringan. Lama kerja tidak memiliki hubungan dengan terjadinya CTS karena perajin batik kurang maksimal dalam penggunaan waktu kerjanya sehingga menurunkan intensitas pekerjaan pada tangan yang dapat menyebabkan CTS. Berdasarkan hasil penelitian itu maka sebaiknya dilakukan edukasi pada pemilik usaha batik dan perajin batik mengenai Carpal Tunnel Syndrome (CTS) secara berkala oleh pihak puskesmas setempat. Serta melakukan pemanasan terlebih dahulu pada tangan sebelum melakukan pekerjaan.
Item Type: | Article |
---|---|
Subjects: | Universitas Dian Nuswantoro > Fakultas Kesehatan > Kesehatan Masyarakat Kesehatan > Kesehatan Masyarakat |
Divisions: | Fakultas Kesehatan |
Depositing User: | Psi Udinus |
Date Deposited: | 22 Sep 2016 14:51 |
Last Modified: | 22 Sep 2016 14:51 |
URI: | http://eprints.dinus.ac.id/id/eprint/20251 |
Actions (login required)
View Item |