FADHILAH, NUR and AP , A. RISDAWATI and AR., A. ASRAFIANI (2015) SOSIO DRAMA SEBAGAI MODEL PENDIDIKAN ANTI KORUPSI BAGI ANAK USIA DINI. PKM GT.
| PDF - Published Version Download (152Kb) | Preview |
Abstract
Korupsi merupakan suatu hambatan terbesar dalam memenuhi kewajiban negara untuk melindungi masyarakat dan merupakan faktor penyebab terjadinya peningkatan kemiskinan di Indonesia. Walaupun pemerintah telah menetapkan undang-undang tentang pidana korupsi yang sangat keras hal itu tidak akan menjadi solusi yang dapat menuntaskan masalah korupsi di Indonesia, karena institusi pengadilan yang seharusnya menghakimi pelaku korupsi justru merupakan institusi yang memiliki indeks korupsi tertinggi. Apabila dianalisis secara kritis lembaga pendidikan adalah lembaga yang perlu ditilik kembali, sebagai lembaga pendidikan yang sistemik terdiri dari input, proses dan output, dimana pendidikan hanya kemampuan memandang dari output atau hasil hanya mampu memproduksi intelektual, tetapi secara moral masih patut dipertanyakan, padahal yang diperlukan adalah pengelola negara baik secara moral, dan kemampuan hanya prasyarat selanjutnya. Sehingga dengan analisis tersebut, maka dibuatlah suatu model pendidikan anti korupsi yang secara khusus merupakan model pendidikan untuk meminimalisir tindak pidana korupsi di negara ini. Karena sindrom korupsi yang terjadi telah mengakar kuat sehingga perlu adanya perombakan secara radikal sampai ke akar-akarnya. Pendidikan anti korupsi merupakan salah satu solusi dalam mengatasi masalah korupsi di Indonesia. Pendidkan anti korupsi yang dimaksud adalah pendidikan yang dilakukan dengan penguatan secara berulang ulang, yang sangat strategis diterapkan pada anak usia pra sekolah dengan pertimbangan bahwa untuk penanaman belief pada anak masa tersebut merupakan waktu yang paling strategis untuk dilakukan. Tujuan yang ingin dicapai dari penulisan ini adalah untuk mengetahui bagaimana penerapa sosio drama sebagai model pendidikan anti korupsi bagi anak usia dini. Adapun langkah-langkah strategis dalam mengimplementasikan pendidikan anti korupsi ini yaitu melalui program pendidikan anti korupsi dimana pada pelaksanaanya dengan metode role playing melalui sosio drama dengan perpaduan antara behaviour therapy melalui pemberian reinforcement yaitu model permainan edukatif seperti permainan peran menjadi pemerintah, polisi, jaksa, ulama, dan peran-peran di masyarakat dengan memainkan suatu kasus yang terjadi di masyarakat untuk saling berinteraksi melalui permainan tersebut. Adapun reinforcement yang diberikan dengan menggunakan pemberian reward sebagai hadiah dari sikap jujur, bertanggung jawab dan perilaku-perilaku anti perilaku korupsi, punishment sebagai hukuman terhadap sikap tidak jujur, dan perilaku-perilaku pelanggaran yang dilakukan secara berulang-ulang agar terbentuk belief anti korupsi dan dengan variasi permainan agar diharapkan anak tidak merasa bosan yang dilakukan secara berulang-ulang. Peran guru dalam pelaksanaan pendidikan anti korupsi ini yaitu guru sebagai fasilitator dalam pelaksanaannya, memberikan arahan pada anak secara cermat dalam mengidentifikasi perilaku-perilaku korupsi dengan pemberian arahan mengapa anak tersebut mendapatkan reward dengan simbol wajah senyum dan punishment dengan simbol wajah murung.
Item Type: | Article |
---|---|
Subjects: | Program Kreativitas Mahasiswa > Program Kreativitas Mahasiswa Penelitian Program Kreativitas Mahasiswa > Program Kreativitas Mahasiswa Penelitian |
Divisions: | Biro > Biro Kemahasiswaan |
Depositing User: | Psi Udinus |
Date Deposited: | 05 Jan 2015 09:30 |
Last Modified: | 05 Jan 2015 09:31 |
URI: | http://eprints.dinus.ac.id/id/eprint/14271 |
Actions (login required)
View Item |