UDiNus Repository

PERILAKU PACARAN REMAJA (STUDI KASUS DI SMA) SMA NUSA BHAKTI SEMARANG TAHUN 2010

JIERATALLAH, ARRAMDANI (1970) PERILAKU PACARAN REMAJA (STUDI KASUS DI SMA) SMA NUSA BHAKTI SEMARANG TAHUN 2010. Skripsi,Fakultas Kesehatan.

[img]
Preview
PDF
Download (70Kb) | Preview

    Abstract

    Kota Semarang adalah salah satu kota besar di Indonesia, dimana sebagian dipenuhi oleh remaja. Menurut WHO usia remaja adalah 12 sampai 24 tahun, dimana ada batasan untuk usia kawin dan masa berpacaran sampai bercumbu. Pacaran merupakan hubungan heteroseksual antara lawan jenis. Proses seseorang pacaran tidak lepas dari masalah seperti komunikasi, konflik serta hubungan seksual sebelum menikah. Hasil studi kasus yang dilakukan oleh Pilar PKBI pada 500 siswa sebagai responden pada Juli 2009 menunjukkan aktivitas pacaran siswa yaitu kissing 35%, necking 18%, petting 11%, dan intercourse 8%. SMA Nusa Bhakti adalah salah satu SMA di Kota Semarang, dimana telah ditemukan kasus kehamilan tidak diinginkan, sehingga perlu dilakukan sebuah penelitian dengan judul Perilaku Pacaran Remaja (Studi Kasus di SMA Nusa Bhakti) Semarang. Penelitian ini bertujuan mengetahui perilaku pacaran remaja di SMA Nusa Bhakti Semarang. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Pengambilan responden dilakukan dengan cara snow ball chain sampling, dimulai dengan guru BK sebagai contact person dan dilanjutkan dengan pengambilan sampel penelitian yaitu siswa sekolah tersebut, dan mendapat 5 siswa sebagai responden dan 3 orang terdekat sebagai informan crosschek. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara mendalam pada setiap responden. Dalam penelitian ini menggunakan teori Reasoned of Action. Dengan analisa data secara content analysis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa praktik kissing, necking, petting dan intercouse (KNPI) dalam pacaran responden rata-rata sudah aktif, dimana responden sebagian besar berniat melakukan aktivitas KNPI dalam pacaran, sikap responden yang sebagian besar beranggapan bahwa KNPI wajar dalam berpacaran, serta norma subjektif yang dipercaya tidak terlalu menghalangi jalannya aktivitas KNPI dalam pacaran. Saran yang direkomendasikan kepada instansi terkait dan peneliti lain adalah, bahwa dari kasus yang telah terjadi dikalangan remaja tentang perilaku pacaran, maka peneliti menyarankan untuk lebih dapat meningkatkan intensitas informasi yang yang akurat melalui penyuluhan kepada remaja dan memasukkan kurikulum kesehatan reproduksi kedalam kurikulum sekolah.

    Item Type: Article
    Subjects: Universitas Dian Nuswantoro > Fakultas Kesehatan > Kesehatan Masyarakat
    Kesehatan > Kesehatan Masyarakat
    Divisions: Fakultas Kesehatan
    Depositing User: Psi Udinus
    Date Deposited: 07 Oct 2014 15:20
    Last Modified: 21 Nov 2014 00:52
    URI: http://eprints.dinus.ac.id/id/eprint/7298

    Actions (login required)

    View Item