TRIAS, YUNIANA (1970) HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS PENERANGAN DAN LAMA KERJA DENGAN KELELAHAN MATA PADA TUKANG REPARASI ARLOJI DI PASAR JOHAR SEMARANG 2005. Skripsi,Fakultas Kesehatan.
| PDF Download (40Kb) | Preview |
Abstract
Kelelahan mata dapat terjadi karena penerangannya kurang. Reparasi arloji adalah pekerjaan yang membutuhkan ketelitian dan ketajaman mata, sehingga membutuhkan intensitas penerangan yang cukup (700-10.000 lux). Pasar Johar terdapat banyak tukang reparasi arloji, dari hasil survei awal intensitas penerangan masih dibawah standar. Dan lama kerja perharinya antar tukang reparasi arloji tidak sama. Sehingga peneliti tertarik untuk mengambil judul hubungan antara intensitas penerangan dan lama kerja dengan kelelahan mata pada tukang reparasi arloji di Pasar Johar Semarang. Bila intensutas penerangan tidak memenuhi standar akan menyebabkan terjadinya kelelahan mata yang ditandai oleh beberapa gejala yaitu sakit kepala terutama didaerah tengkuk atau dahi, mata berair, cepat mengantuk, mata terasa pedas, pegal pada bola mata dan penglihatan kabur. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara intensitas penerangan dan lama kerja dengan kelelahan mata pada tukang reparasi arloji di Pasar Johar Semarang. Metode penelitian yang digunakan adalah sirvei dengan pengukuran intensitas penerangan dengan alat luxmeter dan kuesioner dengan pendekatan Cross Sectional. Pengambilan sampel dilakukan pada tukang reparasi arloji yang berumur dibawah 45 tahun, berjenis kelamin laki-laki, masa kerjanya lebih dari 1 tahun dan tidak mengalami gangguan/kelainan fungsi mata, dan jumlah sampel yang didapatkan sebanyak 34 orang. Uji yang digunakan adalah Korelasi Pearson Product Moment. Hasil uji statistik untuk mengetahui hubungan antara intensitas penerangan dengan kelelahan mata menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara kedua variabel dengan hasil p= 0,960 (p > 0,05), karena semua intensitas penerangannya masih dibawah standar serta umur yang masih dibawah 45 tahun sehingga masih memiliki daya akomodasi yang optimal dan untuk hubungan antara lamakerja dengan kelelahan mata menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang bermakna antara kedua variabel ditunjukkan dengan hasil p= 0,513 (p > 0,05), karena lama kerja perharinya masih dibawah standar (kurang dari 8 jam/hari). Untuk mengurangi kelelahan mata dapat dilakukan dengan pengadaan lampu pada masing-masing meja kerja responden dan pemeriksaan mata secara berkala.
Item Type: | Article |
---|---|
Subjects: | Universitas Dian Nuswantoro > Fakultas Kesehatan > Kesehatan Masyarakat Kesehatan > Kesehatan Masyarakat |
Divisions: | Fakultas Kesehatan |
Depositing User: | Psi Udinus |
Date Deposited: | 07 Oct 2014 15:26 |
Last Modified: | 20 Nov 2014 22:32 |
URI: | http://eprints.dinus.ac.id/id/eprint/7502 |
Actions (login required)
View Item |