UDiNus Repository

HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN PRAKTIK PENCEGAHAN PENULARAN TB PARU (STUDI PADA PENDERITA TB PARU DI PUSKESMAS TAMBAK AJI SEMARANG 2008-2010)

SOKA, MUKMIN (1970) HUBUNGAN KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN PRAKTIK PENCEGAHAN PENULARAN TB PARU (STUDI PADA PENDERITA TB PARU DI PUSKESMAS TAMBAK AJI SEMARANG 2008-2010). Skripsi,Fakultas Kesehatan.

[img]
Preview
PDF
Download (32Kb) | Preview

    Abstract

    Penyakit Tuberkulosis Paru (TB Paru) merupakan salah satu penyakit menular yang telah dikenal lebih dari satu abad yang lalu, yakni sejak ditemukannya kuman penyebab TB Paru oleh Robert Koch tahun 1882 di Berlin, di Indonesia pada tahun 1999 di Jawa Tengah, prevalensi TB Paru mencapai angka 10.211. Di Semarang, data Dinas Kesehatan Kota bulan Agustus tahun 2002, menunjukkan bahwa insiden TB Paru BTA + sebesar 126 penderita per 100.000 penduduk. Jumlah penderita Tuberkulosis di Puskesmas Tambak Aji dari tahun 2008 berjumlah 31 penderita, tahun 2009 berjmlah 27 dan bulan april tahun 2010 berjumlah 4 penderita. Kumulatif penderita dari tahun 2008 sampai tahun 2010 berjumlah 62 penderita. Penelitian dilaksanakan dengan pendekatan cross sectional. Subyek penelitian yaitu semua penderita dewasa yang tercatat di buku laporan LB1 selama periode bulan januari 2008 s/d April 2010, sejumlah 62 penderita. Alat yang di gunakan yaitu kuesioner yang di tanyakan kepada penderita. Analisis dilakukan secara secara univariate dan bivariate dengan uji Chi Square jika syarat pada uji Chi Square tidak terpenuhi diukur dengan uji Kolmogorov Smirnov dengan tingkat kemaknaan 0.05 Hasil penelitian menunjukkan: tidak ada hubungan yang signifikan antara umur dengan praktik pencegahan TB Paru P Value=0,934. ada hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dengan praktik pencegahan TB Paru P Value 0,030. ada hubungan yang signifikan antara pendidikan dengan praktik pencegahan TB Paru P value = 0.011. ada hubungan yang signifikan antara pekerjaan dengan praktik pencegahan TB Paru P value = 0.0001. Berdasarkan hasil penelitian tersebut disarankan kepada puskesmas / petugas kesehatan supaya mempunyai ruang konseling sendiri agar pasien mendapatkan informasi yg lebih intensif dan perlu ditingkatkan pelaksanaan penyuluhan kepada masyarakat melalui kader kesehatan.

    Item Type: Article
    Subjects: Universitas Dian Nuswantoro > Fakultas Kesehatan > Kesehatan Masyarakat
    Kesehatan > Kesehatan Masyarakat
    Divisions: Fakultas Kesehatan
    Depositing User: Psi Udinus
    Date Deposited: 07 Oct 2014 15:27
    Last Modified: 20 Nov 2014 21:53
    URI: http://eprints.dinus.ac.id/id/eprint/7557

    Actions (login required)

    View Item