LEO, RUSADI FERY (2014) ANALISIS KARAKTERISTIK AIR DENGAN KEBERADAAN BAKTERI LEPTOSPIRA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BULU LOR KECAMATAN SEMARANG UTARA TAHUN 2013. Skripsi,Fakultas Kesehatan.
| PDF Download (4Kb) | Preview |
Abstract
Leptospirosis adalah penyakit infeksi akut yang dapat menyerang manusia maupun hewan (zoonosis). Bakteri Leptospira paling cocok hidup pada air dengan pH antara 7,0 - 7,6. Sehingga pada kisaran pH tersebut bakteri Leptospira dapat menulari lingkungan melalui aktivitas tertentu seperti minum, berenang, dan menyelam. Salinitas air 0 - 5 0/00 cukup optimal untuk perkembangbiakan Bakteri Leptospira. Tingkat oksigen terlarut dalam air (DO) untuk berkembangnya Bakteri Leptospira adalah > 2 mg/L .Tujuan penelitian ini adalah menganalisis karakteristik air dengan keberadaan Bakteri Leptospira di wilayah kerja Puskesmas Bulu Lor. Jenis penelitian yang digunakan berupa penelitian deskriptif, dengan pendekatan cross sectional. Variabel yang diteliti pada penelitian ini karakteristik air secara fisika (warna, kekeruhan, zat padat terlarut dan bau) dan karakteristik air secara kimia (pH air, Oksigen terlarut (DO) dalam air dan salinitas pada air dan keberadaan Bakteri Leptospira menggunakan metode PCR. Dari Hasil analisis karakteristik air pada 4 penderita leptospirosis yang berada di wilayah kerja Puskesmas Bulu Lor dengan 12 sampel air yang diambil dari selokan, parit, sungai ( SPAL ) dan genangan air yang berpotensi menjadi media penularan dan terduga sebagai tempat berkembangnya bakteri leptospira,maka keseluruhan karakteristik air secara fisika adalah sebagian besar air berwarna hitam, keruh, terdapat zat padat terlarut dan berbau, secara kimia pH berkisar 7,0 – 7,4, Kadar oksigen terlarut ( DO ) berkisar 5,56 – 7,8 mg/L dan kadar garam ( salinitas 0 0/00 kemudian secara keseluruhan sampel air tidak ditemukan keberadaan bakteri leptospira. Saran kepada pihak-pihak yang terkait dengan pencegahan leptospirosis, agar perlu memperbaiki sanitasi lingkungan rumah yang meliputi selokan,parit, sungai (SPAL) dan mewaspadai adanya genangan air terutama pada waktu musim penghujan dan terjadi banjir, menjaga sanitasi dalam rumah berusaha menekan bertumbuhnya populasi tikus, baik tikus yang berada di dalam rumah maupun yang berada di pekarangan rumah atau di kebun, menggunakan Alat Pelinpung Diri (APD ) pada waktu kontak dengan air kotor.
Item Type: | Article |
---|---|
Subjects: | Universitas Dian Nuswantoro > Fakultas Kesehatan > Kesehatan Masyarakat Kesehatan > Kesehatan Masyarakat |
Divisions: | Fakultas Kesehatan |
Depositing User: | Psi Udinus |
Date Deposited: | 07 Oct 2014 15:37 |
Last Modified: | 20 Nov 2014 14:55 |
URI: | http://eprints.dinus.ac.id/id/eprint/7924 |
Actions (login required)
View Item |